Kamis, 12 September 2019

PENDEKATAN SOSIOLOGI DAN HISTORIS DALAM STUDI ISLAM



Ahmad Khoiron Minan
(18204090035) 

Abstrak
Agama salah satu jalan manusia untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Islam sebagai salah satu agama samawai (agama langit) adalah satu agama yang didalamnya tidak hanya agama yang hanya berkutat pada permasalah-permasalah akhirat, melainkan juga permasalah dunia, salah satunya hubungan dengan sesama makhluk. Kepedulian sosial menajadi salah salah satu pokok ajaran Islam. Intekasi sosial tersebut timbulah fenomena-fenoma yang tejadi di masyarakat. Oleh sebab itu dalam memecahkan masalah tersebut perlu adanya pedekatan untuk memahami agama. Dalam tulisa ini penulis akan memaparkan tentang pemahamn Islam melalui dua pendekatan yaitu pendekatan sosiologi dan pedekatan historis. Pembahasan yang akan ditulis sesuai dengan standar minimal pemehaman sebuah keilmuan, yang meliputi pengertian, ruang lingkup dan penerapan terhadap kajian keislaman.

Kata Kunci: Islam, Pendekatan, Historis, Sosiologi

Pendahuluan
Islam secara epistemologi berasal dari bahasa arab yaitu salima, yang memiliki makna selamat, sentosa, damai, tunduk dan berserah. Sedangkan secara terminologis menurut Harun Nasution, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw sebagai Rasul, yang berasal dari Tuhan (Allah), yang kemudian disampaikan untuk seluruh umat manusia. Islam sebagai agama yang diyakini mengandung berbagai petunjuk ideal bagi hidup manusia sebagaimana yang telah disebutkan dalam sember ajaran utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Menurut Fazlur Rahman Al-Qur’an sebagai salah satu sumber ajaran Islam menekankan pada monoteisme atau kepercayaan terhadap satu Tuhan dan perhatiannya terhadap kehidupan dan kesejahteraan sosial
Ajaran Islam sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Al Hadits, sebagain bertemakan tentang kepedulian sosial, ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jalauddin Rahmat, yang menyimpulkan empat hal tetang kepedulian sosial, pertama, dalam Al-Qur’an dan Hadits urusan sosial memiliki pembahasan dan penjelasan terbesar, kedua, jika dalam pelaksanaan urusan ibadah bersamaan dengan urusan muamalah maka, urusan ibadah boleh di tangguhkan (bukan berarti ditinggalkan, yang artinya menyelasaikan urusan muamalah terlebih dahulu), ketiga, ibadah yang mencakup segia kemasyarakatan atau mempuyai cakupan untuk banyak orang memiliki ganjaran yang lebih besar daripada ibadah yang dilakukan oleh perseorangan, empat, ibadah perseorangan yang dilakukan tidak sesuai dengan tutunan atau tidak sempurna atau batal, maka tebusannya melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial.
Oleh sebab itu, untuk memahamai ajaran agama secara utuh ( komperhensif) maka perlu adanya sebuah metode atau pendektan, akan tetapi pendektakan tersebut seharusnya tidak terfokus pada satu sudut pandanga saja, melainkan harus dengan pendekatan yang lain. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Islam merupakan agama yang kompleks karena didalamnya mengandung berbagai hukum dan aturan tentang persoalan fiqih, pemikiran, ilmu pegetahuan, teknologi, sejarah, ekonomi, politik pendidikan dan lain sebagainya. Disinilah perlu adanya pendekata yang relevan, sehingga dapat digunakan sebagai analisis terhadap kemacetan atau penyimpangan akal pikiran dan budaya manusiawi serta ajaran Islam sekaligus. Pendektana dalam studi Islam adalah sebagai pisau bedah dalam mengakaji Islam lebih dalam dan untuk menjawab permasalah yang ada sesuai dengan kondisi sosial kultural yang ada di masayarakat.
Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan sedikit mememberikan gambaran tentang dua pendektakan yang telah di sebutkan disebutkan diatas yaitu pendekatan historis dan pendekatan sosiologis dalam studi Islam. Dengan memenuhi stardar minimal dalam pemahaman keilmuan yang meliputi pengertian dari masing-masing pendekatan keilmuan, objek kajian dari masing-masing pendekatan dan bagaimana penerapannya dalam kajian ilmu keislaman.

Pembahasan
Pengertian Pendekatan Sosiologi
Sosiologi secara etimologi berasal dari bahasa Latin, yang terdiri dari kata socius yang mempunyai arti teman dan logos yang artinya ilmu atau teman bicara. Jadi sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang masyarakat. Sedangkan secara terminologi sosiologi mengandung beberapa pengertian seperti berikut:
1.      Sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu yang luas dan mencakup berbagai hal dan setiap jenis sosiologi mempunyai sesuatu yang dipelajari dengan tujuan yang berbeda.
2.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan yakni hubungan antara manusia dengan manusia hubungan manusia dengan kelompok-kelompok dengan kelompok baik formal maupun nonformal baik statis maupun dinamis[1]
Sehingga dari etimologi dan terminologi di atas dapat dikatakan, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan bersama yang ada dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya. sosiologi mencoba untuk memahami sifat dan maksud itu bersama cara terbentuk dan tumbuh serta berhubungan kelompok-kelompok hidup itu secara kepercayaan, yang artinya sosiologi adalah sebuah ilmu yang mencoba untuk menggambarkan keadaan masyarakat lengkap dengan struktur lapisan serta berbagai gejala sosial yang saling berkaitan.
Pada dasarnya sosiologi dapat dipahami sebagai sebuah Ilmu yang mempelajari kehidupan sosial manusia dalam tatanan kehidupan bersama. Ilmu ini mencoba untuk memusatkan telaahnya pada kehidupan kelompok dan tingkah laku sosial yang lengkap dengan produk-produk kehidupannya. Sosiologi tidak tertarik dengan masalah-masalah yang sifatnya mikro (kecil) pribadi dan unik tetapi sebaliknya sosiologi lebih tertarik pada masalah-masalah yang sifatnya makro atau besar dan substansial mencakup konteks budaya yang luas.[2]
Secara umum disiplin ilmu sosiologi dapat dibedakan menjadi dua yaitu, sosiologi yang bersifat murni dan sosiologi yang bersifat terapan. Sosiologi murni, merupakan kumpulan pengetahuan sains yang telah diperoleh dan melalui proses akumulasi yang tujuannya hanya sebagai ilmu pengetahuan tanpa memikirkan apakah ilmu tersebut itu penting atau tidak berguna atau tidak. Sedangkan Sosiologi terapan adalah sosiologi yang berawal dari ilmu murni yang berhubungan dengan dasar penyelidikan pengetahuan teoritis yang maju Sehingga dalam hal ini sosiologi terapan lebih mementingkan aplikasi sebuah ilmu terhadap masalah praktis yang telah ditimbulkan manusia.
Sosiologi agama adalah suatu cabang dari sosiologi umum yang mempelajari watak masyarakat agama secara sosiologi guna mencapai keterangan keterangan ilmiah yang pasti demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya. Sosiologi agama sangat penting dipahami karena sebagian besar ajaran agama terutama Islam mencakup masalah-masalah sosial sehingga mendorong kaum agama untuk memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya.
Sedangkan pendekatan sosiologi adalah suatu penelitian yang didasarkan pada sebuah metode yang tidak hanya melihat berlaku dari manusia yang tampak, tetapi secara eksplisit maupun implisit sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari sosiologi.
Dalam sosiologi agama terdapat karakteristik-karakteristik sosiologi yang meliputi:
1.      Stratifikasi sosial, seperti kelas dan etnis.
2.      Kategori biososial, seperti seks gender, perkawinan keluarga, masa kanak-kanak dan usia.
3.      Pola organisasi sosial, meliputi politik produksi ekonomi sistem-sistem pertukaran dan birokrasi
4.       Proses sosial, seperti formasi batas relasi intergroup interaksi persoalan penyimpangan dan globalisasi aneka pendekatan studi agama[3]
Sedangkan dalam Islam, pendekatan sosiologi mencoba untuk memahami Islam dari aspek sosial yang berkembang di masyarakat seperti yang disebutkan di atas. Sosiologi agama terutama dalam Islam dapat dipahami dengan mudah karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam al-qur’an sendiri misalkan kita jumpai ayat-ayat yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, sebab yang menyebabkan terjadinya kesalahan semua itu jelas baru dapat dijelaskan apabila yang memahami dan mengetahui secara sosial pada saat ajaran agama itu diturunkan.

Ruang Lingkup Sosiologi
Sosiologi secaraumum memiliki ruang lingkup yaitu tingkah atau prilaku manusia dalam bermasyarakat dan berbudaya. Sosiologi secara mikro, lebih fokus mempelajari perlaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangun oleh manusia seperti keluarga, suku, bangsa, komunitas, agama, politik, dan lain sebaginya. Ruang lingkup sosiologi secara makro menelusri asal-usul pertumbuhan serta pengaruhnya terhadap lingkungan anggotnya.
Objek sosiologi adalah masyarakat. Pengertian masyarakat secara umum adalah sejumlah manusia yang hidup dalam suatu lingkungan, dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga melahirkan budaya dengan satu kesatuan kriteria dalam memiliki system hidup bersama. Hubungan yang menjadi pembahasan adalah hubungan kekerabatan, hubungan pergaulan, hubungan kerja, hubungan pemerintahan, hubungan formal dan informal, hubungan alumni dan lain sebagainya. Setiap orang pasti memahami lingkup kajian sosiologi baik secara sadar maupun tidak.
Secara umum, pokok bahasan dalam sosiologi dibedakan menjadi empat:
1.      Fakta Sosilal
2.      Tindakan Sosial
3.      Khayalan Sosialogis
4.      Relaitas Sosial
Pendekatan sosiologi dalam agama, menurut M. Atho’ Mudzahr terbagi dari beberapa ruang lingkup:
1.      Studi tentang pengaruh agama terhadap perubahan masyarakat
2.      Studi tentang pengaruh struktur dan perubahan masyarakat terhadap pemahaman ajaran atau konsep keagamaan.
3.      Studi tentang tingkat pengalaman beragama masyarakat.
4.      Studi pola interaksi sosial masyarakat muslim.
5.      Studi tentang gerakan masyarakat yang membawa paham yang dapat melemahkan atau menjunjung kehidupan beragama.[5]
Sedangkan Ibnu Khaldun, dala kitab Mukaddimah, memaparkan setidaknya terdapat enam topik ruang lingkup pendekatan sosiologi, antara lain:
1.        Tentang masyarakat secara keseluruhan dan jenis-jenisnya dan perimbangan di bumi, sosiologi umum.
2.        Tentang masyarakat pengembara dengan menyebut kabilah-kabilah dan etnis yang biadab, sosiologi pedesaan.
3.        Tentang negara, khilafah dan pergantian sultan-sultan, sosiologi politik.
4.        Tentang masyarakat yang menetap, negeri-negeri kota, sosiologi kota.
5.        Tentang pertukangan, kehidupan, penghasilan dan aspek-aspeknya, sosiologi industri.
6.        Tentang ilmu pengetahuan, cara memperoleh dan mengajarkannya, sosiologi pendidikan.
Dalam pendekatan sosiologi, terdapat beberapa teori yang digunakan untuk mempermudah dalam penelitian sosiologi, antara lain sebagai berikut:
1.      Teori Fungsionalis
2.      Teori Interaksionisme
3.      Teori Pertukaran
4.      Teori konflik
Menurut Soerjono Soekamto terdapat dua metode yang digunakan dalam sosiologi yaitu:
a.       Metode Kualitatif
Metode kualitatif merupakan metode yang mengutamakan bahan-bahan yang sukar diukur dengan angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak walaupun data atau bahan tersebut nyata adanya. Ada beberapa jenis dalam metode kualitatif ini:
1)   Metode historis, metode yang menggunakan analisis atas peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa lampau.
2)   Metode komparatif, metode yang mengutamakan perbandingan antar masyarakat agar terlihat perbedaan dan persamaan antar kejadian yang terjadi di masyarakat.
3)   Metode studi kasus, metode pengamatan suatu kejadian yang terjadi pada masyarakat setempat, baik individu atau kelompok.
b.    Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan bahan-bahan penelitian berupa angka-angka sehingga dapat diukur dengan skala, neraca, indeks, tabel dan formula.

Penerapan Pendekatan Sosiologi dalam Kajian Islam
Penerapan pendekatan sosiologi dalam dalam pendekatan memahami agama terutama agama Islam dapat dicontohkan dalam Alquran seperti peristiwa yang dialami oleh Nabi Yusuf yang awalnya seorang budak kemudian pada akhirnya menjadi penguasa Mesir dan kisah Nabi Musa yang dibantu oleh Nabi Harun dalam melaksanakan tugasnya. Dalam tinjauan sosiologi maka dapat dijelaskan tentang peristiwa-peristiwa tersebut dalam kajian sosial masyarakat pada waktu itu.
Salah satu soslusi yang ditawarkan agama ketika sedang dilanda sebuah permaslaha adalah dengan adanya proses sosial yaitu musyawarah. Jadi dalam hal ini agama tidak menyarakan untuk pemecahan secara individu, melainkan butuh pemecahan masalah dengan cara beinteraksi antara sesama manusia. Ini membuktikan bahwa agama juga meletakan hal-hal sosial pada nilai tertinggi dalam sebuah musyawarah yang masuk dalam tatanan bersosial. Islam juga membedakan antara hubungan mereka dengan Allah dan hubungan mereka dengan sesama makhluk. Ketika mereka melakukan kesalahan yang sifatya kepada Allah, maka cukuplah ia bertaubat kepada Allah. Akan tetapi ketika kesalahan itu berhubungan dengan sesama makhluk, maka selain meminta ampunan dari Allah, hal yang lebih utama adalah meminta maaf dengan sesama makhluk. Ini membuktikan bahwa Islam sebagai salah satu agama yang sangat menjaga etika dan tingkah laku dalam bersosial oleh karena itu pendekatan sosiologi sangat diperlukan dalam mehamai dan menjaga etika dalam bersosial
Selain beberapa penerapan diatas, Pertama, menurut penulis pendekatan sosiologi dalam Islam, bisa digunakan untuk memahami hukum-hukum Allah yang diturunkan hambanya. Kedua, Aplikasi pendekatan sosiologi juga dapat digunakan untuk memahami yang berkenaan tentang agama sebagai salah satu pengaruh dalam masyarakat. Dalam hal ini seperti kelebihan laki laki atas perempuan. Ketiga, aplikasi selanjutnya berkenaan tentang bagaimana agama mampu menyesuaikan dengan kadar ke keilmuan dan kadar pemahaman ajaran Islam, dala  hal ini dicontohkan adalah adanya perbedaan antara isi kandungan ayat makkiyah dan ayat madaniyah.

Pendekatan Historis
Historis dalam kamus bersar bahasa Inggris yang berasa dari kata history yang artinya sejarah atau peristiwa. Sedangkan kata history berasa yunani yaitu istorai, yang mempunyai makna untuk menjelaskan tentang gejala-gejala terutama ikhwal manusia dalam urutan kronologis.[6] Sedangkan sejarah merupakan serapan dari kata bahasa arab yaitu syajarah yang memiliki arti pohon, yang merujuk pada syajaratun nasab berarti pohon silsilah atau pohon genealogi, yakni urutan silsilah dalam satu keluarga besar. Dalam literatur bahasa Islam/ Arab secara umum kata sejarah dikenal dengan isltilah tarikh, yang menurut Ibnu Madzur mengartikan sebagai catatan tentang waktu atau peristiwa. Secara umum sejarah merupakan studi manusia pada masa lalu, dan menempatkan manusia sebagai masyarakat sosial dan bukan sebagai spesies, sehigga dalam sebuah peritiswa sejarah terdapat sebuah hasil dari proses atau peristiwa sejarah.
Secara terminologi, sejarah merupakan kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia, baik yang berhubungan dengan peristiwa politik, sosial, ekonomi manupun gejala alam. Dari penjelasan diatas dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa sejarah tidak lebih dari sebuah rekaman peristiwa masa lampau yang dialami oleh manusia dengan segala dimensinya. Dengan demikian unsur penting dalam sejarah adalah adanya peristiwa, waktu dan pelaku (dalam hal ini manusia) ditambah dengan adanya daya kritis dari para peneliti sejarah, daya kitis dalam hal ini dengan menggunakan metode yang sesuai dengan penelitai sejarah. Dengan kata lain hal-hal yang penting yang harus di pertanyakan dalam sejarah adalah terdapat objek peristiwa (what), orang yang melakukan (who), waktunya (when), tempatnya (where), dan latar belakang dari kejadian tersebut (why). Seluruh bagian tersebut kemudian disusun secara sistematis dan menghubungkan antara satu bagian dengan bagian yang lain.[7] 
Dalam ilmu sejarah tedapat dua unsur yang mendapatakan perhatian penting yaitu waktu dan peristiwa, sedangkan elemen yang tidak kalah penting dalam sejarah adalah pelaku dalam hal ini manusia, tempat dan sebab sebuah peristiwa.[8] Unsur utama dan penting dalam sejarah adalah waktu, yang di dalamnya mengandung perkembangan, kesinambungan, pengulangan atau perubahan. Dalam waktu inilah kemudian muncul sebuah kronologi dari terjadinya suatu perstiwa-peristiwa. Waktu dan kronologi inilah yang menjadai perhatian utama bagi para sejarawan, karena kronologi menajadi sebuah penentu sebuah priodesasi. Dengan adanya priodesasi para sejarawan mampu memetakan suatu peristiwa sejarah agar mudah dipahami oleh pembaca dan mempermudah dalam hal penelitian sejarah.
Unsur penting kedua dalam sejarah adalah peristiwa atau kejadian, dalam sebuah peristiwa terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, peristiwa tersebut harus diletakan sebagai sesuatu yang secara koheren dan berkesimabungan berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lain. Kedua, sebauh peristiwa harus berkaitan dengan sesuatu atau seseorang sebagai pelaku sejarah untuk memahami secara spesifik peristiwa tersebut. Ketiga, upaya pemahaman terhadap suatu peristiwa dan korelasinya sehingga melaihirkan sebuah pemahaman yang tidak hanya dipahami oleh seorang penulis melainkan juga pembaca.
Berbagai sejarawan berpendapat mengenai pengertian sejarah. Donald V. Gawronski berpendapat bahwa sejarah merupakan upaya intrpretasi terhadap segala sesuatu seputar kehidupan manusia dan juga masyarakat, yang tujuan pokonya adalah untuk mengembangkan pemahaman terhadap aktifitas manusia bukan hanya terjadi pada masa lalu tapi juga masa sekarang. Sedangkan salah satu ilmuan muslim Ali Syari’ati berpendapat bahwa sejarah merupakan sebuah realitas ilmiyah yang bergerak berdasarkan hukum-hukum ilmiyah yang pasti.[9] sehingga sejarah memiliki tujuan pokok yaitu mahami dan memberi makna terhadap peristiwa dan kejadian masa lampau untuk kemudian mampu mempengaruhi masa depan agar lebih baik. Dari berbagai pendapat dan pemahaman dari para tokoh tentang pengertian sejarah, maka dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa sejarah merupakan suatu limu yang berusaha untuk memahami tentang peristiwa yang dialami oleh masyarakat atau manusia sebagai sebuha individu, bukan hanya yang terjadi pada masa lalu tetapi juga masa kini tetapi juga masa kini dan sekaligus dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada masa mendatang
Historis atau sejarah seperti yang telah dipaparkan diatas adalah ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa yang memperhatikan tempat, waktu, objek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut[10] untuk kemudian mampu diambil sebuah pelajaran atau hikmah sehingga mampu digunakan pada masa mendatang atau memprediksi masa yang akan datang. Sedangka pendekatan historis adalah penelaahan atau cara pandang untuk meihat peristiwa dimasa lampau dengan analisis rekontruksi sejarah secara sistematis berdasarkan data atau fakta bukti sejarah untuk mengungkap peristiwa sejarah secara ilmiah. Sehingga jika pendekatan sejarah diterapkan dalam studi Islam maka dapat digunakan untuk memahami dan membahas secara mendalam tentang seluk beluk yang berkenaan dengan agama Islam, baik berupa ajaran atau praktik-praktik keagamaan dalam kehidupan sehari, sepanjang sejarah perkembangan umat Islam.
Pendekatan sejarah termasuk pendekatan yang amat dibutuhkan bagi studi Islam, karena Islam datang dengan dalam situsi yang konkrit yang berkaitan dengan kondisi masyarakat, oleh sebab itu dengan pendekatan sejarah kita diajak untuk menyelami Islam sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat yang ada. Selain itu pentingnya pendekatan ini, mengingat rata-rata disiplin keilmuan Islam tidak lepas dari peristiwa sejarah. Melalui pendekatan sejarah ini, seseorang diajak untuk memasuki keadaan sebenarnya yang berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. Misalkan seseorang ingin mememahami makna al-Qur’an misalnya, maka seseorang harus memahamai atau minimal mengetahu sebab-sebab turunnya ayat atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat yang kemudian lebih dikenal dengam Asbab al- Nuzul, sehingga dengan ilmu ini seseorang bisa memahami hikmah yang terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum-hukum tertentu, yang tujukan untuk memelihara syari’at dari kekeliruan memahaminya.[11]
Dengan adanya pendekatan sejarah dalam pendekatan studi Islam, maka diharapakan agar mampu memberikan motivasi atau semangat keilmuan untuk meneliti berbagai peristiwa masa lampau yang berkenaan dengan kajian Islam di berbagai disiplin ilmu, dengan adanya penemuan baru tersebut diharapakan mampu untuk membuk tabir kedinamisan dalam mengamalkan ajaran dengan murni dan tentunya menyesuaikan dengan keadaan yang ada, mengingat dalam pendekatan historis mempunyai cara tersendiri dalam meilhat masa lalu yang tujuannya untuk menata masa sekarang dan masa yang akan datang.

Ruang Lingkup Pendekatan Hstoris
Untuk mengetahui ruang lingkup pendekatan sejarah dalam studi Islam maka, terlebih dahulu kita harus memahami tetang objek kajian yang dibahas dalam sejarah. Secara garis besar, objek kajian sejarah adalah segala aspek yang ditinggalkan manusia di masa lampau, baik secara individu maupun sosial komunal, berbetuk fisik maupaun non fisik. Dalam istilah lain, objek kajian sejarah adalah bentuk dari sebuah kebudayaan manusai itu sendiri, yang mencakup aspek dan bentuknya dalam waktu (masa) dan ruang tempat tertentu di masa lampau. Maka dalam hal ini objek kajian sejarah Islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan dalam dalam segmen sejarah lainnya.
Pedekatan sejarah dalam studi Islam lebih mengoritasikan pada pemahaman atau penafsiran fakta-fakata sejarah, sehingga sejarah tersebut sebagai sebuat metode analisa dalam sebuah peristiwa, karena sejarah tersebut dapat menyajian sebuah gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung timbulanya sebuah peristiwa. Maka dengan Islam sebagai sasaran penelitian maka harus dijelaskan sesuai dengan fakta-fakta yang berhubungan dengan waktu, sebagaimana produk sejarah lainnya.
Kajian tentang keislaman, menjadi kajian yang hangat untuk diperbincangkan di era moderen sekarag, karena pergumulannya tak pernah kujung selesai sampai kapanpun, yakni dari aspek historis-empiris partikular dari agama-agama dan aspek-aspek makna keberagaman umat manusia yang mendasar dan universal trandental. Sehingga dalam yang historis empiris, agama selalu menjadi bagian dari setting historis dan sosial komunitasnya.[12] Untuk lebih memahami tentang pendekatan historis dalam kajian Islam maka perlu adaya pemaparan mengenai ruang lingkup tentang kajian historis, diataranya:
1.        Islam sebagai dokrin dari Tuhan.
2.        Islam sebagai gejala budaya.
3.        Islam sebagai interaksi sosial.
4.        Islam sebagai produk historis.
5.        Sejarah sebagai sebuah peristiwa
Akan tetapi dalam pendapat lain, dalam kajian historis memiliki ruang lingkup yang lain, berkembanganya cakupan ruang lingkup dalam kajian historis dikarenakan Islam sebagai agama yang telah berkembang kurang lebih selama 14 abad memiliki cakupan sejarah yang cukup luas sehingga perlu adanya kajian lebih mendalam dan meilhat dari berbagai sudut pandang. Secara garis besar ruang lingkup dalam kajian historis mencakup masalah-masalah ajaran, pemikiran, sosial, politik, ekonomi, budaya sebagai sebuah objek kajian secara meteril dalam sejarah Islam. Selain itu dalam sebuah peristiwa sejarah, para sejarawan memberikan perincian mengenai objek kajian sebuah peristiwa sejarah, yaitu:
1.        Aktor dan aktivitasnnya (pemikiran dan hasil karyannya)
2.        Peristiwa tertentu (kelahiran, perilaku, peristiwa, kebudayaan dll)
3.        Agama, keyakinan-keyakinan manusia (masyarakat) dan apa yang dialami dalam pengalam pengalam keagamaan
4.        Pengungkapan sejarah terkait pada penalaran atas fakta sejarah.
Sedangkan objek kajian pada pembahasan sejarah dan peradaban Islam, antara lain:
1.      Sejarah, meliputi sejarah berdasarkan priode
2.      Peradaban Islam, meliputi arsitektur Islam, ornamen Islam, arekeologi Islam, keilmuan Islam
Dalam pendekatan historis terdapat berbagai teori yang dapat digunakan dalam kajian Islam yaitu:
1.        Idealist Approach adalah seseorang peneliti yang berusaha untuk memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan mempercayai secara penuh fakta yang ada tanpa keraguan.
2.        Reductionlist Aprouch adalah seorang peneliti yang berusaha memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan penuh keraguan.
3.        Diakronik adalah penelusuran sejarah dan perkembangan suatu fenomena yang diteliti.
4.        Sinkronik adalah kontekstulaisasi atau sosiologi kehidupan yang mengitari sosiologi kehidupan yang mengitari fenomena yang sedang diteliti.
5.        Sistem nilai adalah sistem nilai atau budayasang tokoh dan dimana dia hidup
Metode yang digunakan dalam pendekatan Historis Menurut Nugroho Notosusanto, sebagaimana dikutip oleh  Deliman metode sejarah dibagi atas empat kelompok kegiatan, yakni[13]
1.             Heuristik ialah kegiatan menghimpun sumber-sumber sejarah. Tugas merekontruksi sejarah masa lampau ini dimulai dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah.
2.             Kritik adalah tahapan dimana setelah mendapatkan data-data yang bisa menjadi acuan dalam penelitian ini, penulis memilah-memilah mana data yang sesuai dengan ruang lingkup yang akan dibahas. Kritik terdapat 2 macam yaitu:
a.              Kritik interen
b.             kritik eksteren
3.             Intrepretasi adalah upaya penafsiran atas fakta-fakta sejarah dalam kerangka rekontruksi realitas masa lampau. Atau dalam artian menafsirkan atau memberi makna kepada fakta-fakta (fact) atau bukti sejarah (evidences).[14]
4.             Penulisan sejarah (Historiografi) Tahapan ini adalah penyusuna dari hasil-hasil penafsiran yang didapatkan dari sumber-sumber sejarah yang diperoleh dalam bentuk tertulis.

Aplikasi Pendekatan Historis dalam Kajian Islam.
Melalui pendekatan historis ini seseorang yang belajar agama akan diajak untuk menelusuri ajaran Islam dari alam idealis ke alam bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis. Pendekatan historis ini sangat dibutuhkan  dalam memahami agama (Islam) karena agama (Islam) itu sendiri turun  dalam situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Penerapan pendekatan historis dapat dilakukan dengan untuk menjawab fenomena fenomena yang terjadi di masyarakat:
1.    Nikah Mut’ah (Kawin Kontrak)
2.    Raka’at Shalat Tarawih
3.    Tradisi Ziarah Kubur
Kesimpulan
Pendekatan sosiologi adalah suatu penelitian yang didasarkan pada sebuah metode yang tidak hanya melihat berlaku dari manusia yang tampak, tetapi secara eksplisit maupun implisit. Sedangka pendekatan historis adalah penelaahan atau cara pandang untuk meihat peristiwa dimasa lampau dengan analisis rekontruksi sejarah secara sistematis berdasarkan data atau fakta bukti sejarah untuk mengungkap peristiwa sejarah secara ilmiah. Ruang Lingkup pendekatan sosial meliputi interaksi-interaski yang terjadi dan dilakukan oleh individu, masyarakat, atau kelompok. Menafsirkan fenomen keagamaan dengan menggunakan sosiologi.
Sedangkan pendektan sejarah berfokus pada bagaimana menjawab fenomena yang ada dengan metode historis, jadi ruang lingkupnya bagaimana melihat agama dengan kacama sejarah atau historis. dengan memperhatikan waktu, tempat, peristiwa, aktor dan konteks yang ada. Penerapan pengkajian sosiologi dalam kajian Islam seperti adanya pemahaman erhadap beberapa kisah-kisah yang tertuanng dalam Al-Qur’an seperti kisah kisah Nabi Musa dan Nabi Yusuf yang juga tidak lepas dari konteks sosial. Menggunakan pendekatan historis kita tidak akan terjerumus dalam pemahaman-pemahaman agama secara rasio saja melainkan kita punya cara berfikir lain yaitu empiris dalam memahami fenomena agama yang ada, seperti dalam hal ini adanya fenomena nikah muat’ah dan perbedaan pandangan tentang rakaan shalat witir yang sepertinya selalu hangat untuk diperbincangkan, diluar itu sebenarnya masih banyak lagi seperti hukium ziarah kubur dan lain sebagainya.


Daftar Pustaka
Abdullah, Amin. 2006. Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif dan Interkonektif. Yogyakarta: Pelajar.
Arfa, Ananad, Faisal. Syam, Syafruddin. A. N. Syukri, Muhammad. 2015. Motodologi Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Bakaer, Anton. dan Zubair, Charis, A. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
C. Richard, Martin. 2002. Pendekatan kajian Islam dalan Studi Islam. Surakarta: Muhammadiyah University Perss.
Connolly, Peter. 2012. Aneka Study Pendekatan Agama. Yogyakarta: LkiS.
Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Research. Bandung: Alumni.
Minhaji, Akh. 2013. Sejarah Sosial dalam Studi Islam: Toeri, Metodologi dan Implementai. Yogyakarta: Suka Press.
Mudzhar, Atho. 2000. Studi Hukum Islam dengan Pendekatan Sosiologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press.
Natta Abuddin. 1999. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Garfindo.
Renier, G.J. 1997. Metodologi dan Manfaat Ilmu Sejarah, Terj. Muin Umar. Yogykarta: Pustaka Pelajar.
Soyomukti, Nurani. 2016. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudarto. 1996. Metodologi Peneltian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo persada
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, klualtatif dan R&D). Bandung: Afabeta. 2006.
ZA, Tabrani. 2015. Arah Arah baru Metodologi Studi Islam. Yogyakarta: Ombak Dua.


[1] Faisal Ananad Arfa, Syafruddin Syam, Muhammad Syukri A. N., Islam: Jalan Tengah Memahami Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2015), 154..

[2] Tabrani ZA, Arah Arah baru Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta: Ombak Dua, 2015157.
[3] Peter Connolly, Aneka Study Pendekatan Agama, (Yogyakarta: LKiS, 2012). 283.
[4] Atho Mudzhar, Studi Hukum Islam dengan Pendekatan Sosiologi, Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000, hal. 241.
[5] Atho Mudzhar, Studi Hukum Islam dengan Pendekatan Sosiologi, (Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2000), 241.
[6] Faisal Ananad Arfa, Syafruddin Syam, Muhammad Syukri A. N., Motodologi Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2015), 132.
[7] Ibid., 133.
[8] Akh. Minhaji, Sejarah Sosial dalam Studi Islam: Toeri, Metodologi dan Implementai, (Yogyakarta: Suka Press, 2013). 15.
[9] Ibid., 19.
[10] Abuddin Natta, Metodologi......, 46.
[11] Tabrani ZA, Arah Arah baru Metodologi......, 189.
[12] Martin Richard C., pendekatan kajian Islam dalan Studi Islam, (Surakarta: Muhammadiyah University Perss, 2002), 3.
[13] A. Daliman,  Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2015), h.28.
[14] A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah, h.81.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar